Kamis, 28 Juli 2011

PROFIL sang kapten merah pitih Firman Utina


Profil Firman Utina. Inilah profil lengkap seorang Firman Utina yang menjadi pilar utama di Timnas Indonesia pada ajang piala Aff dan dipercaya menjadi kapten tim oleh pelatih Indonesia, Alfred Riedl.

Nama : Firman Utina
Tempat / Tanggal lahir : Komo Luar, Manado / 15 Desember 1981
Status : Menikah
Istri : Marita Yustika
Anak :
  • Raihan Putra Utina,
  • Salsabila Putri Utina
Karir:

Klub
Indonesia Muda Manado (1993-94)
Bina Taruna Manado (1995-98)

Persma Junior (1998-99)

Persita Tangerang (2000-04)

Arema Malang (2005-06)

Persita Tangerang (2007-2008)

Pelita Jaya (2008-2009)

Persija Jakarta (2009-2010)

Sriwijaya FC (2010-sekarang)



Timnas

Piala Pelajar Asia U-19 (2000)

SEA Games (2001, 2003)

Pra-Piala Asia (2001, 2004)

Pra-Olimpiade (2003)

Piala Tiger (2004).

Piala Asia (2007)

Piala AFF (2010)

Firman Utina dilahirkan di kampung Komo Luar, Manado 28 tahun silam. Ia adalah kapten baru timnas Indonesia setelah Bambang Pamungkas sering dibangku cadangkan oleh pelatih Alfred Riedl.

Firman Utina memulai karir sepakbolanya di klub Sepakbola Indonesia Muda yang berada di daerah asalnya Manado. Selama beberapa tahun ia ditempa di sekolah sepakbola itu, ia kemudian hijrah ke klub amatir Bina Taruna, setelah usianya melewati batas yang dibolehkan di sekolah sepakbola. Keuletannya untuk terus rajin berlatih membuat dia mampu terus memperbaiki penampilannya. Hanya tiga tahun bersama klub amatir tersebut, ia direkrut Persma Junior, salah satu tim semi-profesional yang ada di daerahnya saat itu.

Proses masuk ke Persma Junior terbilang unik. Hal itu karena ia tidak melalui mekanisme seleksi layaknya pemain lain. Sebab ia direkrut setelah mampu mencetak 12 gol dalam satu pertandingan pada turnamen klub lokal di Manado. Torehan gol yang mencengangkan itu sampai ke kuping pelatih Persma Manado saat itu, Benny Dollo. Penasaran dengan sukses salah satu striker lokal yang mampu mencetak gol selusin dalam satu laga, pelatih yang akrab di sapa Bendol tersebut langsung memerintahkan anggotanya menjemput Firman, dan mengajaknya masuk Persma. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Tak ragu, ia langsung menerima pinangan untuk bergabung ke Persma.

Terus ditempa dibawah pelatih Benny Dollo, ia pun menunjukan progres meningkat. Hal tersebut membuat pelatih berjulukan Bendol tersebut tidak ragu  mengikutkannya di mana pun ia menjadi arsitek tim, sehingga membuat banyak orang menyebut Firman adalah “anak emas” pelatih timnas Indonesia itu. Meskipun Firman tidak merasa demikian, namun hal ini sepertinya ada benarnya. Bahkan ketika Benny Dollo melatih timnas Indonesia, Firman selalu dipanggil menjadi pemain inti. Namun untungnya hal tersebut tidak membuat pemain bertinggi badan 165 cm ini besar kepala. Firman hanya mengakui ada simbiosis tersendiri yang saling melengkapi antara dirinya dan Bendol.

Tekadnya untuk terus menekuni karir bermain sepakbola rupanya tidak perlu diragukan. Itu bisa dilihat dengan keputusannya meninggalkan status pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Tangerang saat merumput bersama Pendekar Cisadane, dan memutuskan hengkang ke Arema Malang, mengikuti jejak pelatih Benny Dollo.

Pilihannya meninggalkan Persita Tangerang dan merapat ke Arema Malang serta menanggalkan status PNS rupanya tidak sia-sia. Sebab di klub kebanggaan Aremania itu ia merasakan manisnya mencicipi gelar juara, meski itu hanya turnamen Copa Indonesia (tahun 2005 dan 2006). Tidak hanya juara tentunya, ia pun mampu menyabet gelar pemain terbaik di ajang tersebut. Satu penghargaan yang membuat motivasinya untuk terus memperbaiki penampilan. Meski beberapa kali di dera cedera dan mengharuskannya untuk istirahat dari lapangan hijau, penampilannya masih tetap stabil. Tahun 2007 menjadi tahun keemasan Firman. Ia terpilih menjadi pemain terbaik Indonesia pada laga melawan Bahrain di ajang Piala Asia 2007.

Setelah pelatih Beny Dollo memutuskan untuk mundur dari kursi pelatih Persita Tangerang, ia pun diprediksi bakal meninggalkan klub tersebut dan kembali mengikut jejak pelatih yang telah menjadikannya sebagai pemain terkenal itu. Akhirnya karena Bendol direkrut timnas, ia pun banting setir dan merapat ke Pelita Jaya, menolak tawaran sejumlah tim papan yang atas mengincarnya.

Meski pernah mengecewakan manajemen Persita Tangerang, tapi dia tetap diterima ketika kembali merapat ke tim tersebut pada awal musim kompetisi 2007 silam. Padahal pada musim 2004, pemain yang memulai debutnya di tim “Merah Putih” sejak 2000 bersama timnas pelajar, pernah memilih menanggalkan statusnya sebagai PNS dan meninggalkan Pendekar Cisadane. Namun hanya semusim Firman kembali merumput bersama Persita, pada tahun 2008, Firman bergabung dengan klub Pelita Jaya yang telah lama dihubungkan dengannya. Namun di klub tersebut, Firman kurang beruntung. Ia kerap menghuni bangku cadangan karena kalah bersaing dengan playmaker asing Esteban Viscara.

Akhirnya di akhir tahun 2009, Pelita Jaya melepasnya ke Persija Jakarta, yang ketika itu diarsiteki oleh pelatih Benny Dollo. Keduanya pun bereuni kembali. Namun ternyata klub sebesar Persija pun tak menjadi labuhan terakhir Firman. Hanya satu musim dirinya merumput dengan kostum oranye-hitam. Pada musim 2010, Firman bergabung dengan klub elit lainnya dari Sumatera, Sriwijaya FC.

Kini Firman menjadi tumpuan baik di tingkat klub maupun nasional. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini terkenal memiliki mobilitas tinggi, daya jelajah luas, kecepatan dan tendangan yang akurat. Pada saat melawan Laos di ajang piala AFF 2010, Firman menunjukkan ketajamannnya dengan menceploskan 2 gol ke gawang Laos.

Firman pun menjabat sebagai kapten setelah rekannya, Bambang Pamungkas, sering dibangkucadangkan. Namun Firman tetap merendah. Dirinya berkata hanya menjabat kapten sementara. kapten sesungguhnya masih tetap Bambang Pamungkas.

Firman Utina berencana menggeluti dunia sepakbola hingga akhir hayatnya. Suami dari Marita Yustika ini mengaku ingin berkarir sebagai pelatih bila sudah pensiun kelak. Saat ini ia hanya ingin fokus bermain, dan tidak memiliki kegiatan sampingan sedikitpun. Dedikasi dan determinasi Firman berbuah manis. Kini namanya akan semakin harum di kancah sepakbola Indonesia, terlebih bila berhasil membawa Merah-Putih menjuarai turnamen piala AFF tahun ini. Bisa dipastikan dirinya akan sejajar dengan para legenda sepakbola Indonesia.

Harapan untuk negaraku Indonesia

sebentar lagi adalah waktu yang paling di tunggu tunggu oleh seluruh rakyat indonesia terutama para pecinta si kulit bundar tanah air. dimana nanti malam akan di langsungkan pertandingan antara timnas merah putih menghadapi turkmenistan. pertandingan ini akan di mulai pukul 19:00 wib di stadion gelora bung karno jakarta. timnas diharapkan mampu memgalahkan turkmenistan di kandang sendiri, apa lagi timnas di dukung oleh sekitar lima puluh ribu suporter setianya dan juga doa dari seluruh elemen bangsa jadi semoga kita dapat melihat timnas sepak bola indonesia dapat berkiprah di ajang sekelas piala dunia bukanlah mimpi belaka tetapi adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi di sepak bola. maka dari itu saya mewakili seluruh bangsa indonesia akan mendukung perjalanan timnas indonesia untuk mencapai prestasi setinggi garuda yang terbang di awan. GO INDONESIA !!! MAJULAH GARUDA KU !!! KAMI MENDUKUNGMU !!! BERJUANG  SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN !!! HIDUP INDONESIA !!! 


http://static.republika.co.id/uploads/images/headline/timnas-indonesia-_110727194550-523.jpg

Rabu, 27 Juli 2011

Pemain Sepak Bola yang dianggap terbaik di posisinya saat ini versi FIFA


INILAH.COM, Zurich- Sehari menjelang partai final Liga Champions, UEFA mengumumkan 11 pemain yang dianggap terbaik di posisinya. Yang mengejutkan, nama Cristiano Ronaldo tidak terpilih.

Sebagaimana dilansir Marca, dua tim yang bakal mentas di final nanti, Barcelona dan Manchester United menjadi penyumbang nama terbanyak dalam skuad tim terbaik Liga Champions musim ini.
Keduanya sama-sama mengirim tiga wakil dalam daftar pemain yang dianggap terbaik di posisinya masing-masing.
Kepiawaian Edwin Van der Sar di bawah mistar Manchester United menjadikannnya sebagai kiper dalam tim 11 pemain terbaik Liga Champions. Untuk mengawal tugasnya, Van der Sar akan ditopang dua bek tangguh Nemanja Vidic dan Gerard Pique. Sedangkan di sektor bek sayap akan dihuni oleh Marcelo dan Darijo Srna.
Bergeser ke sektor tengah, kreator ulung Barcelona Andres Iniesta akan didampingi oleh Mesut Oezil. Dua pemain asal La Liga ini akan dimanja oleh kecepatan dua winger Ryan Giggs dan Gareth Bale.
Sebagai mesn gol nama Lionel Messi belum tergantikan, namun yang menarik penyerang asal Argentina itu akan didampingi oleh striker gaek Raul Gonzales. Terpilihnya Raul cukup mengejutkan karena di sektor itu semestinya dapat diisi oleh pemain serbabisa Los Merengues Cristiano Ronaldo.
11 pemain terbaik ini merupakan hasil pilihan para pengunjung situs resmi UEFA.com yang mengikuti perkemangan jalannya Liga Champions sejak babak grup.

11 Pemain Terbaik Liga Champions Versi UEFA

1.) Kiper :
Edwin van der Sar (MU).
2.) Bek :
Nemanja Vidic (MU)
Gerard Pique (Barcelona)
Marcelo (Real Madrid)
Darijo Srna (Shakthar Donetsk).
3.) Gelandang : 
Andres Iniesta (Barcelona)
Mesut Oezil (Real Madrid)
Ryan Giggs (MU)
Gareth Bale (Tottenham Hotspur).
4.) Penyerang :
Lionel Messi(Barcelona)
Raul Gonzales (Schalke 04).

trick bermain sepak bola yang indah

Di lapang yang sesungguhnya, para pemain bola juga sering melakukan trik-trik cantik untuk mengelabui lawan atau sekedar meghibur penonton. Inilah berbagai trik dan pemain yang biasa melakukannya:
1) Step over : kaki melangkahi bola berulang-ulang.
Pemain pengguna : C.Ronaldo, Robinho.
2) Flip-Flap : menyentuh bola dengan menggunakan kaki bagian luar, lalu menarik bola kembali ke depan.
6_flip-flap
Pemain pengguna : Ronaldinho, C.Ronaldo
3) Hocus Pocus : menyilangkan kaki untuk membuat gerakan tipuan.
francesco-totti1
Pemain pengguna : Ronaldinho, Totti
4) Rabona : menendang bola dengan menyilangkan kaki.
Pemain pengguna : C.Ronaldo, Maradona
5) Nutmeg : Bola melewati selangkangan lawan.
Pemain pengguna :kebanyakan pemain bola
6) Roulette de Zidane : Tubuh berputar ketika membawa bola
Pemain Pengguna : Zinedine Zidane
7) Rainbow : Mengangkat bola dengan tumit (double heel kick) untuk melewati lawan

Tentang timnas garuda


Langsung ke: navigasi, cari
Indonesia
Lambang asosiasi
Julukan Timnas (oleh rakyat Indonesia)
Merah Putih
Garuda
Garuda Merah Putih
Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
Konfederasi AFC (Asia)
Pelatih Bendera Belanda Wim Rijsbergen
Asisten Pelatih Bendera Indonesia Rahmad Darmawan
Bendera Indonesia Aji Santoso
Bendera Indonesia Widodo Cahyono Putro
Kapten Firman Utina
Bambang Pamungkas
Penampilan terbanyak Bambang Pamungkas (76)
Pencetak gol terbanyak Bambang Pamungkas (39)
Stadion kandang Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK)
Kode FIFA IDN
Peringkat FIFA 132 (29 Juni 2011)
Peringkat FIFA tertinggi 76 (September 1998)
Peringkat FIFA terendah 153 (Desember 1995, Desember 2006 dan Juli 2008)
Peringkat Elo 131
Peringkat Elo tertinggi 35 (November 1969)
Peringkat Elo terendah 155 (4 Desember 1995)

Kostum kandang
Kostum tandang
Pertandingan internasional pertama
Flag of the Netherlands.svg Hindia Belanda 1–0 Singapura Flag of the British Straits Settlements 
(1874-1942).svg
(Batavia, Hindia Belanda; 28 Maret 1921)
Kemenangan terbesar
 Indonesia 13 - 1 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Kekalahan terbesar
 Denmark 9 - 0 Indonesia 
(Kopenhagen, Denmark; 3 September 1974)
Piala Dunia
Penampilan 1 (pertama kali pada 1938)
Hasil terbaik Babak 1 (1938, sebagai Hindia-Belanda)
Piala Asia
Penampilan 4 (pertama kali pada 1996)
Hasil terbaik Babak 1 (1996, 2000, 2004, 2007)
Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola, menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepak bola Asia.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim unggulan. Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Kostum

Kostum tim nasional Indonesia tidak hanya merah-putih sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut Bob Hippy, yang ikut memperkuat timnas sejak tahun 1962 hingga 1974, kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika PSSI mempersiapkan dua tim untuk Asian Games IV-1962, Jakarta.
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal Yugoslavia, Toni Pogacnic, yakni PSSI Banteng dan PSSI Garuda. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti M. Zaelan, Djamiat Dalhar, dan Tan Liong Houw, selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat Omo, Anjik Ali Nurdin, dan Ipong Silalahi juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "Skandal Senayan", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus PSSI hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di Asian Games.
Mulyadi (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub UMS, yang memperkuat timnas mulai tahun 1964 hingga 1972, menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun 1970-an, PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda yang besar di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan pra-Olimpiade 1976, dan kemudian digunakan pada arena SEA Games XI-1981 Manila. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up Kings Cup 1981," kata Ronny Pattinasarani yang memperkuat PSSI tahun 1970-1985.
Di Piala Asia 2007 yang digelar mulai 8 Juli hingga Minggu 29 Juli, Nike juga telah mendesain kostum tim nasional Indonesia, tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau. Tentu tetap dengan detail yang sama, seperti Garuda yang selalu bertengger di dada.
Dan pada kostum Timnas Indonesia terakhir yang dibuat Nike pada 2010 untuk Piala Suzuki AFF 2010, motif baru kembali diperkenalkan. Pada kostum ini, terdapat Burung Garuda besar yang membentang hampir di seluruh bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna Putih-Hijau, terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.

[sunting] Sejarah Indonesia di Piala Dunia FIFA

Indonesia pada tahun 1938 (di masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936 milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang Belanda di Hindia Belandamenaruh hormat kepada Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) lantaran Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB)yang memakai bintang-bintang dari NIVBkalah dengan skor 2-1 lawan Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ)salah satu klub anggota PSSIdalam sebuah ajang kompetisi PSSI ke III pada 1933 di Surabaya.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya Maladi, Djawad, Moestaram, Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVU, Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland. [1]
Pemain Hindia Belanda di Piala Dunia 1938, saat melawan Hungaria

[sunting] Pertandingan melawan Hongaria

Pada 5 Juni 1938, sejarah mencatat pembantaian tim Hungaria terhadap Hindia Belanda. Mereka bermain di Stadion Velodrome Municipale, Reims, Perancis. Sekitar 10.000 penonton hadir menyaksikan pertandingan ini. Sebelum bertanding, para pemain mendengarkan lagu kebangsaan masing-masing. Kesebelasan Hindia Belanda mendengarkan lagu kebangsaan Belanda Het Wilhelmus. Karena perbedaan tinggi tubuh yang begitu mencolok, walikota Reims menyebutnya, "saya seperti melihat 22 atlet Hungaria dikerubungi oleh 11 kurcaci."
Meski strategi tak bisa dibilang buruk, tapi Tim Hindia Belanda tak dapat berbuat banyak. Pada menit ke-13, jala di gawang Mo Heng bergetar oleh tembakan penyerang Hongaria Vilmos Kohut. Lalu hujan gol berlangsung di menit ke-15, 28, dan 35. Babak pertama berakhir 4-0. Nasib Tim Hindia Belanda tamat pada babak kedua, dengan skor akhir 0-6. Pada saat itu Piala Dunia memakai sistem knock-out.
Meskipun kalah telak, surat kabar dalam negeri, Sin Po, memberikan apresiasinya pada terbitan mereka, edisi 7 Juni 1938 dengan menampilkan headline: "Indonesia-Hongarije 0-6, Kalah Sasoedahnja Kasi Perlawanan Gagah".[2]

[sunting] Rekor Turnamen

[sunting] Rekor Penampilan di Piala Dunia FIFA

Rekor Penampilan di Piala Dunia FIFA
Tuan Rumah / Tahun Hasil Posisi M S K GM GK
Bendera Uruguay 1930 Tidak Ikut - - - - - -
Bendera Italia 1934 Tidak Ikut - - - - - -
Bendera Perancis 1938 Babak 1 (sebagai Hindia Belanda) 14 0 0 1 0 6
Bendera Brasil 1950 Mengundurkan diri - - - - - -
Bendera Swiss 1954 Tidak Ikut - - - - - -
Bendera Swedia 1958 Mengundurkan diri selama kualifikasi - - - - - -
Bendera Chili 1962 Mengundurkan diri - - - - - -
Bendera Inggris 1966 Tidak Ikut - - - - - -
Bendera Meksiko 1970 Tidak Ikut - - - - - -
Bendera Jerman Barat 1974 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Argentina 1978 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Spanyol 1982 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Meksiko 1986 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Italia 1990 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Amerika Serikat 1994 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Perancis 1998 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Korea Selatan Bendera Jepang 2002 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Jerman 2006 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Afrika Selatan 2010 Tidak lolos kualifikasi Asia - - - - - -
Bendera Brasil 2014 Belum Diselenggarakan





Bendera Rusia 2018 Belum Diselenggarakan





Bendera Qatar 2022 Belum Diselenggarakan





Total 1/19 Round 1 0 0 1 0 6
Sejarah final Piala Dunia FIFA 1938
Tahun Babak Nilai Hasil
1938 Babak 1  Hindia-Belanda 0 – 6  Hongaria Kalah

[sunting] Rekor Penampilan di Piala Asia AFC

Tahun Hasil Poin M S K GM GK
Bendera Hong Kong 1956 Tidak ikut - - - - - -
Bendera Korea Selatan 1960 Tidak ikut - - - - - -
Bendera Israel 1964 Tidak ikut - - - - - -
Bendera Iran 1968 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Kuwait 1972 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Singapura 1976 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Qatar 1980 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Uni Emirat Arab 1984 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Lebanon 1988 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Jepang 1992 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Bendera Uni Emirat Arab 1996 Babak 1 3 0 1 2 4 8
Bendera Lebanon 2000 Babak 1 3 0 1 2 0 7
Bendera Republik Rakyat Cina 2004 Babak 1 3 1 0 2 3 9
Bendera IndonesiaBendera MalaysiaBendera ThailandBendera Vietnam 2007 Babak 1 3 1 0 2 3 4
Bendera Qatar 2011 Tidak lolos kualifikasi - - - - - -
Total
Terbaik: Babak 1
12 2 2 8 10 28

 Rekor Penampilan di Kejuaraan Sepak Bola ASEAN

Kompetisi ini dulu dikenal sebagai Tiger Cup
Kejuaraan Sepak Bola ASEAN
Tahun Babak Main M S K GM GK
Bendera Singapura 1996
Juara keempat
6
3
1
2
18
9
Bendera Vietnam 1998
Juara ketiga
5
2
1
2
15
10
Bendera Thailand 2000
Runner-Up
5
3
0
2
13
10
Bendera Indonesia Bendera Singapura 2002
Runner-Up
6
3
3
0
22
7
Bendera Malaysia Bendera Vietnam 2004
Runner-Up
8
4
1
3
24
8
Bendera Singapura Bendera Thailand 2007
Babak grup
3
1
2
0
6
4
Bendera Indonesia Bendera Thailand 2008
Semi Final
5
2
0
3
8
5
Bendera Indonesia Bendera Vietnam 2010
Runner-Up
7
6
0
1
17
6
Total
Terbaik: Runner-Up
45
24
8
13
123
59

Susunan Tim Nasional Senior

Skuad Tim Nasional Indonesia Di AFF Cup 2010

Manajer: Andi Darussalam Bendera Indonesia
Pelatih: Alfred Riedl Bendera Austria
Asisten Pelatih: Wolfgang Pikal Bendera Austria, Widodo C Putra Bendera Indonesia
Pelatih Kiper: Edi Harto Bendera Indonesia
Fisioterapis: Mathias Ibo Bendera Indonesia
No. Pos. Pemain Tanggal lahir (umur) Penampilan Gol Klub
1 GK Markus Haris Maulana 14 Maret 1981 (umur 30) 32 0 Bendera Indonesia Persib Bandung
12 GK Ferry Rotinsulu 28 Desember 1982 (umur 28) 3 0 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
18 GK Kurnia Meiga Hermansyah 7 Mei 1990 (umur 21) 0 0 Bendera Indonesia Arema FC

5 DF Maman Abdurrahman 15 September 1984 (umur 26) 12 1 Bendera Indonesia Persib Bandung
25 DF Isnan Ali 3 Mei 1984 (umur 27) 9 0 Bendera Indonesia Persib Bandung
24 DF Ambrizal 12 Mei 1982 (umur 29) 49 2 Bendera Indonesia Persija Jakarta
30 DF Nova Arianto 20 Maret 1986 (umur 25) 5 0 Bendera Indonesia Persib Bandung
22 DF Yesaya Desnam 8 Juni 1980 (umur 31) 41 6 Bendera Indonesia Persiwa Wamena
16 DF Hamka Hamzah 12 September 1985 (umur 25) 14 0 Bendera Indonesia Persipura Jayapura
23 DF Mohammad Nasuha 29 Januari 1984 (umur 27) 16 0 Bendera Indonesia Persija Jakarta
27 DF Muhammad Ridwan 25 Juni 1985 (umur 26) 1 0 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
3 DF Zulkifli Sukur


Bendera Indonesia Arema FC

6 MF Tony Sucipto 12 Februari 1986 (umur 25) 6 1 Bendera Indonesia Persija Jakarta
8 MF Eka Ramdani 18 Juni 1984 (umur 27) 21 1 Bendera Indonesia Persib Bandung
10 MF Oktovianus Maniani 10 Oktober 1990 (umur 20) 10 3 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
14 MF Arif Suyono 3 Januari 1984 (umur 27) 21 4 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
15 MF Firman Utina (Kapten) 15 Desember 1981 (umur 29) 44 6 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
19 MF Ahmad Bustomi 13 Juli 1985 (umur 26) 11 0 Bendera Indonesia Arema FC

17 FW Irfan Bachdim 11 Agustus 1988 (umur 22) 8 2 Bendera Indonesia Persema Malang
9 FW Christian González 30 Agustus 1976 (umur 34) 9 6 Bendera Indonesia Persib Bandung
20 FW Bambang Pamungkas 10 Juni 1980 (umur 31) 86 39 Bendera Indonesia Persija Jakarta
21 FW Yongki Aribowo 23 November 1989 (umur 21) 6 2 Bendera Indonesia Arema FC
11 FW Johan Juansyah 25 Oktober 1988 (umur 22) 1 0 Bendera Indonesia Persijap Jepara
↓
  • Penampilan dan gol akurat per 30 Desember 2010
Susunan tim nasional saat ini [1]

Sedang Dipanggil Untuk Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Asia (AFC)[3]

No. Pos. Pemain Tanggal lahir (umur) Penampilan Gol Klub
1 GK Markus Haris Maulana 14 Maret 1981 (umur 30) 33 0 Bendera Indonesia Persib Bandung
12 GK Ferry Rotinsulu 28 Desember 1982 (umur 28) 3 0 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
18 GK Kurnia Meiga Hermansyah 7 Mei 1990 (umur 21) 0 0 Bendera Indonesia Arema FC

2 DF Mohammad Nasuha 15 September 1984 (umur 26) 12 1 Bendera Indonesia Persija Jakarta
3 DF Zulkifli Syukur 3 Mei 1984 (umur 27) 8 0 Bendera Indonesia Arema FC
7 DF Benny Wahyudi 20 Maret 1986 (umur 25) 5 0 Bendera Indonesia Arema FC
24 DF Muhammad Roby 12 September 1985 (umur 25) 13 0 Bendera Indonesia Persisam Putra Samarinda
23 DF Hamka Hamzah 29 Januari 1984 (umur 27) 17 0 Bendera Indonesia Persipura Jayapura

DF Ricardo Salampessy 18 Februari 1982 (umur 29) 18 0 Bendera Indonesia Persipura Jayapura

DF Gunawan Dwi Cahyo 20 April 1989 (umur 22) 0 0 Bendera Indonesia Sriwijaya FC

DF Supardi 9 April 1983 (umur 28) 5 0 Bendera Indonesia Sriwijaya FC

DF Wahyu Wiji Astanto 31 Mei 1986 (umur 25) 0 0 Bendera Indonesia Persiba Bantul

6 MF Tony Sucipto 12 Februari 1986 (umur 25) 6 1 Bendera Indonesia Persija Jakarta
8 MF Eka Ramdani 18 Juni 1984 (umur 27) 21 1 Bendera Indonesia Persib Bandung
10 MF Oktovianus Maniani 10 Oktober 1990 (umur 20) 9 3 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
14 MF Arif Suyono 3 Januari 1984 (umur 27) 20 3 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
15 MF Firman Utina 15 Desember 1981 (umur 29) 44 6 Bendera Indonesia Sriwijaya FC
19 MF Ahmad Bustomi 13 Juli 1985 (umur 26) 11 0 Bendera Indonesia Arema FC
22 MF Muhammad Ridwan 8 Juli 1980 (umur 31) 41 4 Bendera Indonesia Sriwijaya FC

MF Muhammad Ilham 22 Januari 1981 (umur 30) 4 2 Bendera Indonesia Persija Jakarta

MF Egi Melgiansyah 4 September 1990 (umur 20) 0 0 Bendera Indonesia Pelita Jaya

9 FW Cristian Gonzáles 30 Agustus 1976 (umur 34) 9 6 Bendera Indonesia Persib Bandung
20 FW Bambang Pamungkas 10 Juni 1980 (umur 31) 76 34 Bendera Indonesia Persija Jakarta

FW Boaz Solossa 16 Maret 1986 (umur 25) 19 6 Bendera Indonesia Persipura Jayapura

FW Ferdinand Sinaga 18 September 1988 (umur 22) 0 0 Bendera Indonesia Persiwa Wamena

 Daftar Pemain Dalam Proses Naturalisasi

 Hasil Pertandingan

Di bawah ini adalah hasil seluruh pertandingan sepakbola yang dijalankan timnas Indonesia terhadap negara yang terdaftar di FIFA.[4][5]
Lawan
↓
Jumlah Pertandingan
↓
Menang
↓
Seri
↓
Kalah
↓
Gol Memasukkan
↓
Gol Kemasukkan
↓
Selisih Gol
↓
 Australia 15 1 3 11 6 32 -26
 Bahrain 5 2 2 1 7 7 0
 Bangladesh 6 4 1 1 10 4 6
 Bhutan 2 2 0 0 4 0 4
 Bosnia dan Herzegovina 1 0 0 1 0 2 -2
 Brunei 7 5 2 0 26 2 24
 Bulgaria 1 0 0 1 0 4 -4
 Kamboja 20 15 3 2 80 13 67
 Kanada 1 0 0 1 0 4 -4
 Republik Rakyat Cina 11 1 1 9 7 30 -23
 Cina Taipei 11 7 0 4 24 13 11
 Denmark 1 0 0 1 0 9 -9
 Jerman Timur 2 0 1 1 3 5 -2
 Mesir 3 0 1 2 5 9 -4
 Estonia 1 0 0 1 0 3 -3
 Fiji 2 0 2 0 3 3 0
 Ghana 1 0 0 1 0 2 -2
 Guinea 1 0 0 1 0 2 -2
 Hong Kong 18 10 3 5 38 26 12
 India 17 9 2 6 35 23 12
 Iran 3 0 1 2 2 4 -4
 Irak 5 0 1 4 3 14 -11
 Jamaika 1 1 0 0 2 1 1
 Jepang 15 5 2 8 18 33 -15
 Yordania 1 0 0 1 1 2 -1
 Kenya 1 0 0 1 2 3 -1
 Korea Utara 6 0 1 5 4 14 -10
 Korea Selatan 43 4 4 35 28 97 -69
 Kuwait 6 1 2 3 6 11 -5
 Laos 8 8 0 0 40 5 35
 Liberia 1 0 0 1 1 2 -1
 Libya 1 0 0 1 0 4 -4
 Liechtenstein 1 0 0 1 2 3 -1
 Lituania 2 0 1 1 2 6 -4
 Malaysia 70 28 16 26 106 99 7
 Maladewa 3 3 0 0 10 0 10
 Malta 2 0 0 2 0 4 -4
 Moldova 1 0 0 1 1 2 -1
 Maroko 1 0 0 1 0 2 -2
 Myanmar 36 13 7 16 60 58 2
 Selandia Baru 8 2 4 2 8 9 -1
 Nigeria 1 0 0 1 1 2 -1
 Oman 3 0 1 2 1 3 -2
 Pakistan 4 3 1 0 9 2 7
 Papua Nugini 1 0 0 1 0 1 -1
 Paraguay 1 0 0 1 2 3 -1
 Filipina 19 18 1 0 80 7 73
 Qatar 6 1 1 4 5 15 -10
 Arab Saudi 10 0 0 10 4 32 -28
 Senegal 1 0 1 0 2 2 0
 Vietnam Selatan 11 9 1 1 35 19 16
 Singapura 52 24 11 17 95 64 31
 Sri Lanka 3 2 1 0 11 2 9
 Suriah 4 1 0 3 3 13 -10
 Tanzania 1 1 0 0 3 1 2
 Thailand 57 17 15 25 73 90 -17
 Timor Leste 1 1 0 0 6 0 6
 Turkmenistan 3 1 1 1 5 5 0
 Uni Emirat Arab 4 1 1 2 8 8 0
 Uruguay 3 1 0 2 5 11 -6
 Uzbekistan 2 0 1 1 1 4 -3
 Vietnam 15 7 4 4 20 15 5
 Yaman 4 2 3 0 7 3 4
 Yugoslavia 3 0 0 3 4 14 -10
 Zimbabwe 1 0 1 0 0 0 0
Total 545 207 103 234 911 878 33

Daftar Pelatih Tim Nasional Indonesia

Periode Asal Negara Nama Pelatih
1938 Bendera Belanda Belanda Johannes Christoffel van Mastenbroek
1951-1953 Bendera Singapura Singapura Choo Seng Quee
1954-1964 Bendera Yugoslavia Yugoslavia Antun Pogačnik
1966-1970 Bendera Indonesia Indonesia E.A. Mangindaan
1970 Bendera Indonesia Indonesia Endang Witarsa
1971-1972 Bendera Turki Turki Yusuf Balik
1972-1974 Bendera Indonesia Indonesia Suwardi Arland
1974-1975 Bendera Indonesia Indonesia Aang Witarsa
1975-1976 Bendera Belanda Belanda Wiel Coerver
1976-1978 Bendera Indonesia Indonesia Suwardi Arland
1978-1979 Bendera Belanda Belanda Frans Van Balkom
1979-1980 Bendera Polandia Polandia Marek Janota
1980-1981 Bendera Jerman Jerman Bernd Fischer
1981-1982 Bendera Indonesia Indonesia Harry Tjong
1982-1983 Bendera Indonesia Indonesia Sinyo Aliandoe
1983-1984 Bendera Indonesia Indonesia M. Basri, Iswadi Idris dan Abdul Kadir
1985-1987 Bendera Indonesia Indonesia Bertje Matulapelwa
1987 Bendera Indonesia Indonesia Sinyo Aliandoe
1987-1991 Bendera Rusia Rusia Anatoli Polosin
1991-1993 Bendera Yugoslavia Yugoslavia Ivan Toplak
1993-1995 Bendera Italia Italia Romano Mattè
1995-1996 Bendera Indonesia Indonesia Danurwindo
1996-1997 Bendera Belanda Belanda Henk Wullems
1998 Bendera Indonesia Indonesia Rusdy Bahalwan
1999 Bendera Jerman Jerman Bernard Schumm
1999-2000 Bendera Indonesia Indonesia Nandar Iskandar
2000-2001 Bendera Indonesia Indonesia Benny Dollo
2002-2004 Bendera Bulgaria Bulgaria Ivan Venkov Kolev
2004-2007 Bendera Inggris Inggris Peter Withe
2007 Bendera Bulgaria Bulgaria Ivan Venkov Kolev
2008-2010 Bendera Indonesia Indonesia Benny Dollo
2010-2011 Bendera Austria Austria Alfred Riedl
2011-sekarang Bendera Belanda Belanda Wim Rijsberge

Pemain Terkenal